Pembangunan infrastruktur dan hunian yang semakin pesat membuat penggunaan beton semakin banyak. Padahal, penggunaan ini dapat mengakibatkan dampak negatif pada lingkungan. Untuk menekan dampak tersebut, maka dibuatlah beton hijau atau green concrete.
Beton ramah lingkungan ini tersusun dari bahan baku yang berbeda dari beton biasa. Sehingga, komposisinya bukan hanya Semen Portland dan agregat berupa pasir dan kerikil. Lalu apa saja bahan baku tersebut dan bagaimana pemanfaatan green concrete? Mari simak di sini.
Akan tetapi, green concrete yang dibuat dengan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan umumnya memiliki kualitas dan performa yang baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya sejumlah bangunan di dunia ini yang dibuat dari beton ramah lingkungan.
Syarat yang harus dipenuhi oleh pembuat beton ramah lingkungan adalah sebagai berikut:
- Mengurangi emisi karbon
- Penggunaan bahan yang ada harus secara optimal
- Performa beton lebih baik
- Daya tahan beton lebih baik
- Mengurangi penyusutan beton
- Tidak ada peningkatan biaya
- Peningkatan kemudahan pengerjaan serta konsistensi kohesi
Baca juga: Apa itu Ekonomi Hijau? Ini Tujuan, Prinsip, dan Contohnya
Tujuan Penggunaan Green Concrete
Keunggulan Green Concrete
Green concrete menawarkan banyak keunggulan, baik bagi pemakainya maupun lingkungan di sekitarnya. Beberapa keunggulan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mengurangi Emisi CO2 hingga 30%
Proses pembuatan beton ramah lingkungan hanya menghasilkan sedikit emisi. Emisi CO2 dari pembuatan green concrete lebih rendah 30% dari emisi yang dihasilkan
2. Pemanfaatan Limbah 20%
Limbah atau hasil sampingan berbagai industri lama kelamaan akan menumpuk dan mencemari lingkungan. Namun, dengan adanya green concrete, jumlah limbah akan berkurang dan nilai manfaatnya akan meningkat karena 20% dari komposisi beton ini adalah limbah.
3. Mengurangi Beban Mati Struktur
Beton ramah lingkungan memiliki bobot yang lebih ringan. Dengan demikian, beban mati struktur akan berkurang. Bobot yang ringan ini juga memudahkan pemasangan dan mengurangi beban crane.
4. Tahan Api
Bahaya kebakaran umumnya mengintai hunian dan bangunan komersil. Namun, risiko kebakaran ini dapat dikurangi dengan cara menggunakan green concrete karena material ini lebih tahan api dan panas. Selain itu, beton ini juga lebih baik dalam meredam suara.
5. Hemat Energi
Semen Portland yang merupakan bahan utama beton memerlukan energi yang sangat besar dalam pembuatannya. Energi ini berasal dari gas alam atau batu bara dan berfungsi untuk memanaskan bahan pembentuk semen.
Namun, pembuatan beton hijau yang komposisinya berbeda dari beton konvensional tidak memerlukan energi sebesar itu. Sehingga, penggunaan beton ramah lingkungan ini lebih hemat energi.
6. Kekuatan dan Kualitas Hampir Sama Beton Konvensional
Kekuatan dan kualitas beton ramah lingkungan hampir sama seperti kekuatan dan kualitas beton konvensional. Sehingga, green concrete dapat dipakai untuk membangun berbagai jenis konstruksi secara aman.
7. Terjangkau
Karena terbuat dari limbah, maka tak heran jika biaya pembuatan beton ramah lingkungan lebih murah. Biaya yang terjangkau ini tentu sangat meringankan pihak yang membangun konstruksi dengan jenis beton ini.
Bahan Pembentuk Green Concrete
Pada dasarnya, pembuatan green concrete membutuhkan bahan pembentuk yang tak jauh berbeda dari pembuatan beton konvensional. Satu hal yang membedakannya adalah beton ramah lingkungan membutuhkan bahan admixtures atau tambahan untuk mengganti sebagian semen dan/atau agregat.
Bahan yang dapat dipakai sebagai pembentuk green concrete adalah sebagai berikut.
1. Abu Sekam Padi
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa abu sekam padi dapat dijadikan sebagai bahan pembentuk green concrete. Material ini memiliki sifat pozzolanic.
Dengan kata lain, abu tersebut mengandung banyak silika dan baik dipakai pada campuran pozzolan kapur. Zat tersebut berguna untuk mengikat kapur bebas yang timbul ketika semen mengalami hidrasi.
2. Limbah Tongkol Jagung
Penelitian lain menggunakan limbah tongkol jagung dalam pembuatan beton ramah lingkungan. Tongkol jagung yang digunakan ini pertama-tama dibakar hingga menjadi abu dan kemudian disaring.
Sama seperti abu sekam padi, abu tongkol jagung ini juga berfungsi menggantikan sebagian semen pada beton.
3. Fly Ash
Fly ash merupakan limbah pembakaran batu bara. Material yang sangat halus ini juga cocok dijadikan sebagai sebagian pengganti semen. Untuk membuat beton K-300, komposisi fly ash maksimal yang dapat digunakan adalah 12%.
4. Silica Fume
Silica fume merupakan limbah produksi silicon. Material ini dapat menggantikan semen hingga 12%. Beton silica fume memiliki umur layanan panjang dan berkualitas tinggi.
5. Semen Slag
Material yang merupakan limbah dari proses produksi besi dan baja ini mampu menggantikan semen hingga 80%. Semen ramah lingkungan ini awet dan lebih tahan terhadap sulfat.
6. Limbah Plastik
Limbah plastic dapat digunakan sebagai pengganti agregat. Jumlah limbah plastik yang disarankan pada pembuatan green concrete adalah 20% atau kurang. Beton limbah plastik sebaiknya dipakai sebagai beton non-struktural.
7. Serbuk Kaca
Limbah kaca yang diproses menjadi serbuk dapat dimanfaatkan sebagai pengganti sebagian agregat beton. Beton dengan serbuk kaca memiliki kuat tekan yang besar.
Contoh Hunian yang Memakai Green Concrete
Sudah banyak bangunan atau konstruksi yang dibangun menggunakan green concrete. Salah satu contohnya adalah Amerald Land. Kondominium yang dibangun di Singapore ini terdiri dari 28 unit kondo dan merupakan hunian dengan green concrete pertama di Asia.
Beton hijau merupakan alternatif beton yang ramah lingkungan dan sudah digunakan di banyak konstruksi di luar negeri. Meski sebagian material beton ini berasal dari limbah, tapi kualitas green concrete tak kalah dari beton konvensional.
Posting Komentar untuk "Mengenal Beton Hijau: Keunggulan, Bahan Pembuatnya, dan Contoh Penerapannya"