Saat ini, dampak kerusakan lingkungan semakin terasa. Oleh karenanya, sejak beberapa tahun lalu, dunia mendorong perusahaan atau pelaku industri untuk mempraktikkan sustainable business practice. Akibatnya, mereka berlomba menerapkan cara menggunakan life cycle assessment.
Dengan menerapkan life cycle assessment (LCA) perusahaan dapat mengetahui seberapa besar emisi yang dihasilkan dalam memproduksi setiap produk barangnya. Selanjutnya, mereka dapat mencantumkannya pada kemasan produk sehingga konsumen juga mengetahuinya.
Penentuan lingkup kajian dilakukan dengan memilih 4 pilihan lingkup yang sebelumnya telah disebutkan. Sebagai contoh, pengkaji LCA produk jus buah menentukan ruang lingkup dari perolehan buah sampai proses produksi jus buah.
Selain itu, pada tahap ini, pengkaji juga menentukan unit fungsional produk yang dikaji, misalnya jus buah 500 ml. Metodologi dan klasifikasi data juga ditetapkan dengan jelas pada tahap ini.
Tahap mendefinisikan tujuan dan lingkup kajian LCA tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa kajian dilakukan secara konsisten. Dengan demikian, hasil kajian dari apa yang dimodelkan hanya sedikit terdistorsi dari realitasnya.
2. Analisis Inventori
Dalam analisis ini terkandung satu set data serta perhitungan aliran energi dan bahan baku yang mengkuantifikasi input serta output dari life cycle produk yang dikaji.
Dengan kata lain, data ini berkaitan dengan input dari lingkungan yang berupa bahan baku dan energi dan output daur hidup produk ke lingkungan yang berupa emisi dan limbah. Data yang digunakan tersebut dapat berupa data sekunder maupun data primer.
Baca juga: Mengenal Apa itu Limbah B3, Jenis, dan Cara Pengelolaannya
3. Penilaian Dampak
Pada fase ini, praktisi LCA akan mengidentifikasi besarnya emisi yang dikeluarkan oleh sistem ke lingkungan serta seberapa besar dampak yang diberikannya kepada lingkungan.
Hal ini berarti bahwa data output pada fase sebelumnya akan dianalisis untuk diketahui dampaknya pada lingkungan. Contohnya, pabrik mie instan menghasilkan gas rumah kaca sebesar X, maka besaran tersebut akan dianalisis sehingga diketahui nilai dampaknya.
4. Interpretasi
Pada tahap ini, kesimpulan yang dibuat oleh pengkaji akan diuji dan dievaluasi. Dengan demikian, hasil kajian benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
5. Penulisan Laporan
Hasil kajian perlu ditulis dengan jelas dan mudah dipahami dalam sebuah laporan. Sehingga, pihak terkait dapat menjadikannya sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Contoh Penerapan LCA dalam Dunia Industri
Penerapan kajian LCA dapat dilakukan di berbagai industri. Salah satunya adalah pada industri pembuatan tempe. Kajian LCA pada industri pembuatan tempe dapat dilakukan dalam ruang lingkup cradle to gate. Kajian dilakukan pada daur hidup 1 papan tempe.
Tujuan kajian ini adalah untuk menjadikan proses produksi tempe yang minim dampak negatif terhadap lingkungan dan minim emisi. Untuk menghasilkan tempe yang lebih ramah lingkungan, pengrajin dapat menggunakan biofuel dan mengemas tempe dengan menggunakan daun pisang.
Cara menggunakan life cycle assessment dapat dipelajari lebih jauh pada standar ISO yang sebelumnya telah ditetapkan. Singkatnya, penerapan kajian ini harus melewati lima tahap dalam ruang lingkup dan tujuan yang telah ditetapkan oleh pengkaji.
Posting Komentar untuk "Cara Menggunakan Life Cycle Assessment (LCA), Tujuan, dan Contohnya"