Ini Contoh Job Safety Analysis di Berbagai Industri!

Setiap jenis pekerjaan selalu dibarengi dengan resiko bahkan pekerjaan yang terlihat sangat mudah sekalipun. Job safety analysis adalah alat super penting dalam berbagai jenis pekerjaan terutama dengan tingkat resiko tinggi, baik dalam hal materi, kesehatan, atau jiwa.

Meskipun sangat penting, tapi sepertinya masih ada juga sebagian perusahaan kecil atau baru yang belum memahami tentang betapa pentingnya job safety analysis sehingga banyak yang mengabaikannya. Bukan hanya pemilik dan pengelola perusahaan, tenaga kerja pun perlu tahu tentang apa itu job safety analysis. Untuk itu, perlu sekali mengetahui contoh-contoh job safety analysis ini dalam penerapannya di berbagai industri.

metode K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) di berbagai tempat kerja sangat penting karena sudah terbukti sangat efektif dan efisien dalam menekan angka kecelakaan serta menciptakan lingkungan kerja yang aman. 


K3 ini sendiri mencakup standar operasional prosedur (SOP), operasi kerja yang sistematis, dan juga memastikan bahwa setiap tenaga kerja di perusahaan sudah lebih dulu mendapat pelatihan kerja yang benar sebelum benar-benar melaksanakan tugasnya. 


Terkait dengan penentuan prosedur kerja yang paling tepat tadi, sebelumnya perlu dilakukan analisa bahaya di area kerja yang dimaksud lewat teknik job safety analysis. Jadi, tujuan job safety analysis sendiri adalah menekan angka kecelakaan sehingga area kerja menjadi lebih aman. 


Keuntungan Job Safety Analysis


Jika disimpulkan berdasarkan tujuan / manfaat job safety analysis, maka dapat dikatakan bahwa keuntungan dari perusahaan yang menerapkan teknik job safety analysis adalah sebagai berikut:

  • Dapat mencegah atau bahkan menghilangkan bahaya yang ada di tempat kerja. 
  • Tempat kerja menjadi lingkungan yang lebih aman bagi para pekerja.
  • Berperan dalam membantu mengurangi jumlah tenaga kerja yang absen.
  • Mengurangi angka tenaga kerja yang mengalami cedera selama jam kerja.
  • Biaya untuk kompensasi tenaga kerja yang kecelakaan selama jam kerja menjadi lebih rendah.
  • Sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas kerja karena tidak banyak karyawan yang absen dan kondisi lingkungan kerja menjadi lebih aman terkendali.


Langkah-langkah Melakukan Job Safety Analysis





Sebelum mempelajari contoh-contoh job safety analysis, sebaiknya Anda ketahui terlebih dahulu langkah pembuatannya. Job safety analysis dilakukan dengan membagi langkahnya menjadi empat sebagai berikut:


1. Rincian Pekerjaan


Rincian pekerjaan tidak dibuat untuk satu pekerjaan saja tapi secara spesifik untuk semua pekerjaan / tugas yang berada di satu area tempat kerja. 

Jadi jika dalam satu area tersebut ada 10 jenis tugas / pekerjaan berbeda misal, maka masing-masing dari tugas tersebut harus dibuat rinciaannya step by step mulai dari awal sampai akhir dan harus sangat detail. 

Bahkan jika ada jenis pekerjaan / tugas yang tidak dapat diselesaikan dalam satu hari saja, misalnya membutuhkan minimal 2 hari, maka rincian pekerjaan untuk hari berikutnya ini harus dibuat lagi rinciannya dan dengan adanya job safety analysis yang baru. 

Jika satu pekerjaan juga harus diselesaikan di dua tempat berbeda atau lebih, maka job safety analysis juga harus 2-3. Hal ini karena risiko dari pekerjaan di tempat yang berbeda tidaklah sama, sehingga membutuhkan penanganan / pengendalian yang berbeda dalam job safety analysis. 

Lalu jika area dari pekerjaan berubah / pindah, tapi jumlah dan jenis tugasnya masih saja, maka rincian pekerjaan tetap harus diubah, apalagi jika jumlah tugas bertambah meskipun area pekerjaan tidak berpindah.


2. Identifikasi Bahaya


Langkah kedua ini menjadi yang paling penting karena itu harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Potensi bahaya ini sendiri bisa diidentifikasi dengan mencari tahu empat hal berikut:

  • Hal apa saja yang bisa menyebabkan kecelakaan di area kerja.
  • Jenis pekerjaan atau tugas lain apa yang berada di sekitar atau dekat dengan area kerja yang dimaksud.
  • Peraturan atau regulasi yang terkait dengan pekerjaan.
  • Instruksi dari produsen tentang cara pengoperasian dari alat-alat kerja.


3. Menentukan Pengendalian


Bahaya atau resiko apa saja yang sebelumnya sudah diidentifikasi pada langkah kedua di atas, selanjutnya membutuhkan kontrol pengendalian yang didalamnya berisi cara untuk mencegah kecelakaan / bahaya dapat terjadi, atau dengan kata lain bahaya dapat dihilangkan dari area kerja. 

Pada saat yang sama, kontrol ini juga dapat mengurangi risiko dari cedera yang mungkin terjadi kepada para pekerja. Ketiga langkah job safety analysis ini umumnya dibuat oleh supervisor. 

Jadi ketika job safety analysis sudah terbentuk, selanjutnya tidak langsung diserahkan kepada atasan atau langsung diterapkan namun perlu didiskusikan dulu dengan beberapa wakil para tenaga kerja. 

Hal ini karena para pekerja adalah yang terlibat langsung di lapangan (yang dalam hal ini area kerja), sehingga mereka akan lebih tahu apakah job safety analysis tersebut efektif atau tidak.


4. Sebarkan Job Safety Analysis yang Sudah Jadi


Jika dibutuhkan, maka revisi untuk job safety analysis bisa dilakukan dan setelah bisa mengulang langkah ketiga di atas.

Tapi jika tidak membutuhkan revisi atau memang sudah matang setelah pembuatan pertama, maka job safety analysis bisa disebarkan kepada seluruh divisi yang ada di section area pekerjaan yang bersangkutan lalu dikomunikasikan kepada seluruh tenaga kerja yang ada di masing-masing divisi. 

Sosialisasi juga perlu dilakukan dengan sistematis, terstruktur, serta masih, agar job safety analysis yang sudah dibuat bisa diterapkan dengan optimal.


Contoh Job Safety Analysis


Guna mempertegas gambaran mengenai berbagai penjelasan di atas, salah satu contoh job safety analysis adalah sebagai berikut:


1. Contoh Job Safety Analysis pada Industri Mebel

Keterangan:

a) E : Exposure (Tingkat Paparan)

  • Continously : Sangat Sering
  • Frequently : Sering
  • Occasionally : Kadang-kadang

b) P : Probablity (Tingkat Kemungkinan)

  • Likely: cenderung terjadi
  • Unusual : tidak biasa terjadi

c) C : Consequence (Tingkat Konsekuensi)

  • Important : Cedera yang membutuhkan penanganan medis
  • Noticeable : Cedera ringan


d) Evaluasi Risiko

  • Priority 1 : Perlu pengendalian segera mungkin
  • Susbtansial : Mengharuskan adanya perbaikan secara teknis
  • Priority 3: Perlu diawasi dan diperhatikan secara berkesinambungan

2. Contoh Job Safety Analysis Pekerjaan Pembersihan Saluran


Untuk contoh file-nya, bisa diunduh pada link berikut ini:

JSA Pekerjaan Pembersihan Saluran Air

Secara garis besar, job safety analysis adalah alat pencegah kecelakaan di area kerja sehingga tidak menimbulkan korban jiwa dan kerugian finansial bagi perusahaan. Karena itu, setiap perusahaan seharusnya memilikinya.

Posting Komentar untuk "Ini Contoh Job Safety Analysis di Berbagai Industri!"